Day 2: I need to go

Sepertinya hari ini saya akan mencoba untuk menulis dalam bahasa indonesia kembali. Saya agak khawatir sebenarnya dengan hasil tulisan saya sekarang. Hal ini disebabkan intensitas saya dalam membaca turun drastis semenjak bekerja. Kalaupun membaca paling hanya laporan keuangan dan beberapa aturan-aturan akuntansi terbaru.

Yang mana hingga kini saya sendiri juga masih pusing dan ngantuk ketika membacanya.

Saya tahu mungkin tulisan-tulisan singkat saya ini bagi sebagian orang akan terasa sangat tidak jelas. Itupun kalau ada yang masih membaca blog saya entah karena sempat mem follow blog ini atau tidak sengaja mampir dari blog orang lain.

Ngomong-ngomong, pagi ini saya merasa lebih tenang jika dibandingkan dengan beberapa hari belakangan. Rasa tertekan yang saya rasakan beberapa minggu belakangan ini perlahan mulai bisa saya kontrol, walau kadang terasa sulit juga untuk mengontrol perasaan itu. Well, semuanya butuh proses bukan?

Bekerja menjadi seorang auditor sejujurnya sangat berat, apalagi ketika peak season. Deadline dan overtime sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi pagian yang paling saya tidak suka adalah ketika saya berhadapan dengan klien yang sangat sulit memberikan data yang diperlukan. Tapi tampa saya sadari, saya sudah menjalani pekerjaan ini sekitar satu tahun empat bulan. Masih termasuk waktu yang singkat apalagi ini merupakan pekerjaan pertama saya.

Apakah sempat terpikir untuk resign?

Sejujurnya belakangan ini ide untuk resign itu sering melintas dibenak saya. I’m just tired mentally and physically. Tapi disisi lain saya masih belum tau bagaimana nasib karir saya. Apakah akan tetap di ranah audit, atau mencoba menjadi bagian finance disebuah perusahaan? Saya masih belum tahu dengan pasti. Tapi yang pasti saya sudah harus mulai menyusun CV saya kembali karena cepat atau lambat saya akan resign.

Sebenarnya bagaimana sih cara merencanakan karir? apakah karir adalah suatu hal yang tidak bisa direncanakan tergantung dari “luck”? atau sebenarnya karir itu bisa direncanakan dengan jelas? karena sejujurnya saya masih merasa bimbang, masa sih jenjang karir di dunia akuntansi dan finance cuma jadi Auditor atau jadi Staff Finance? I mean…. I want to do something else other than that.

Could I?

-FN-

27.04.2020

Tinggalkan komentar